Bernyanyi burung itu di sela dedaunan
mengiringi hati yang pilu
Awan bergerak perlahan
terbuailah aku dalam lamunan
Lamunan tentang dirimu
Kekasihku
Lalu angin mencium wajahku
Aku sadar bahwa kau hilang
Dan malam kutelusuri
untuk mencapai pagi
Hilangkan segala resah malam
dan terbang tinggalkan duka
Bayangmu hilang tinggal di malam
Lalu mentari menyinari sungai
Gemercik air ingatkan aku
akan dirimu
senyummu
tawamu
Aku masih rindukan kamu
Rindu dengar suaramu
yang ciptakan luka
dalam hidupku
By Haitami Lubis
pancurbatu
Sept. 1987
Rabu, 01 Juli 2015
C E R I T A
Katakan kau benci aku
dengan perlahan bisikkan
disela-sela kejatuhanku
Berlari aku tinggalkan kamu
Seperti awan dihembus angin
Katakan kau benci aku
dan tikamkan luka di hati
aku akan pergi
membawa dukaku
jauh
jauh sekali
Katakan kau benci aku
dengan perlahan bisikkan
kau bukan yang terpilih buatku
aku akan pergi
jauh
jauh sekali
membawa luka
membawa kekalahanku
By. Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept. 1987
dengan perlahan bisikkan
disela-sela kejatuhanku
Berlari aku tinggalkan kamu
Seperti awan dihembus angin
Katakan kau benci aku
dan tikamkan luka di hati
aku akan pergi
membawa dukaku
jauh
jauh sekali
Katakan kau benci aku
dengan perlahan bisikkan
kau bukan yang terpilih buatku
aku akan pergi
jauh
jauh sekali
membawa luka
membawa kekalahanku
By. Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept. 1987
Cemara
Gugur cemara
terbakar api malam
dan jatuh ke alam angan
Gugur dan melayang
tinggalkan dahan
selamat tinggal
Gugur cemara
yang kubina siang dn malam
kusiram dan kusayang
Dan jatuh ke alam angan
gugur dan melayang
tinggalkan dahan
Biarkan aku berlalu
Gugur cemara
gugur ditelan kemarau
daunnya jatuh perlahan
dahannya kering dan rapuh
angin menghempas alam
cemara jatuh
itu
cintaku
By. Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept. 1987
terbakar api malam
dan jatuh ke alam angan
Gugur dan melayang
tinggalkan dahan
selamat tinggal
Gugur cemara
yang kubina siang dn malam
kusiram dan kusayang
Dan jatuh ke alam angan
gugur dan melayang
tinggalkan dahan
Biarkan aku berlalu
Gugur cemara
gugur ditelan kemarau
daunnya jatuh perlahan
dahannya kering dan rapuh
angin menghempas alam
cemara jatuh
itu
cintaku
By. Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept. 1987
T O B A T
Biru langit
cerah
dan malam berbintang
ciptakan rindu
untuk melihatmu
Aku sujud diharibaanmu
memohon ampun
atas diri
yang mencengkram
merah
hitam
gelap
Aku bertobat
Tertetes air mata
yang mengalir
tuliskan maut
yang remuk
kala aku ingin berbuat
Tuhan maafkan aku
Dalam hidup
banyak salah yang terjadi
ku bermohon pada Mu
Damailah hidupku
Terang dan cerah
Dalam lindunganmu
Aku bertobat
By. Haitami Lubis
Pancurbatu 'Juli 1987
cerah
dan malam berbintang
ciptakan rindu
untuk melihatmu
Aku sujud diharibaanmu
memohon ampun
atas diri
yang mencengkram
merah
hitam
gelap
Aku bertobat
Tertetes air mata
yang mengalir
tuliskan maut
yang remuk
kala aku ingin berbuat
Tuhan maafkan aku
Dalam hidup
banyak salah yang terjadi
ku bermohon pada Mu
Damailah hidupku
Terang dan cerah
Dalam lindunganmu
Aku bertobat
By. Haitami Lubis
Pancurbatu 'Juli 1987
Selasa, 30 Juni 2015
Ketulusan
Ketika tali itu putus dari genggammu
aku jatuh tersadar
kau terhenyak dari impian
lalu api hanyutkan kita
ke alam sesal dan resah
dan kita ada
dalam ruang duka yang nyata
Itu telah aku resapi
dengan rangkaian air mata
Kau tiada bersalah
juga aku
namun itu ada
hanya dari salah kita
yang percaya
pada kemurnian cinta kita
Kubisikkan kata ke hatimu
lewat sinar mata yang merah
kabur tergenang duka yang dalam
Kau jangan menyesal
jangan siksa dirimu
aku ingin lihat kau bahagia
bawalah cinta dan kesucianku
Kau tetap di hatiku
namun bersatu itu telah jauh
terkubur dalam alam keping nestapa
Dan
hanyut dalam arus
air mata kita
By. Haitami Lubis
Pancurbatu 'Juli 1987
aku jatuh tersadar
kau terhenyak dari impian
lalu api hanyutkan kita
ke alam sesal dan resah
dan kita ada
dalam ruang duka yang nyata
Itu telah aku resapi
dengan rangkaian air mata
Kau tiada bersalah
juga aku
namun itu ada
hanya dari salah kita
yang percaya
pada kemurnian cinta kita
Kubisikkan kata ke hatimu
lewat sinar mata yang merah
kabur tergenang duka yang dalam
Kau jangan menyesal
jangan siksa dirimu
aku ingin lihat kau bahagia
bawalah cinta dan kesucianku
Kau tetap di hatiku
namun bersatu itu telah jauh
terkubur dalam alam keping nestapa
Dan
hanyut dalam arus
air mata kita
By. Haitami Lubis
Pancurbatu 'Juli 1987
Untuk bisa menggesermu
Dengan bismillah kau bimbing aku
untuk tahu tujuanku
dan aku agak bimbang akan diriku
untuk bisa lanjutkan cita-citamu
Dan langkahku tegap dan tegar
berdiri dengan janji-janjimu
yang kau beri tentang Islam
unuk mengerti makna kehidupan
Suci murni
Kau ibu yang kasih
kau ayah yang berwibawa
yang bisa berdoa untuk kami
berbuat demi kami
Dan gemlengmu harapanmu
untuk kami berdiri tegar
lanjutkan cita-citamu
Aku anakmu itu
yang bisa berdiri karenamu
Pintamu hanya satu
Untuk bisa menggesermu
kepinggir
dan aku tampil didepanmu
dengan bintang-bintang kemenangan
yang ada di dalam ambisimu
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Mei 1987
untuk tahu tujuanku
dan aku agak bimbang akan diriku
untuk bisa lanjutkan cita-citamu
Dan langkahku tegap dan tegar
berdiri dengan janji-janjimu
yang kau beri tentang Islam
unuk mengerti makna kehidupan
Suci murni
Kau ibu yang kasih
kau ayah yang berwibawa
yang bisa berdoa untuk kami
berbuat demi kami
Dan gemlengmu harapanmu
untuk kami berdiri tegar
lanjutkan cita-citamu
Aku anakmu itu
yang bisa berdiri karenamu
Pintamu hanya satu
Untuk bisa menggesermu
kepinggir
dan aku tampil didepanmu
dengan bintang-bintang kemenangan
yang ada di dalam ambisimu
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Mei 1987
LARI
Enggan
aku berdiri
dalam lingkaran
cinta semu
Aku tersenyum
dibelenggu dusta
yang membuat aku mabuk
mengejar mimpi
Aku
menggapai cinta
dalam asa yang rapuh
lalu
goyah
dari terpaan perasaan
dan
jatuh
aku mabuk jingga
mengapa hilang dari kenyataan
Lari menjauh
ke dalam puing nestapa
merah
hitam
hilang
sesat
diam
Aku
asa
mati !
Dari kejauhan
uluran tangan Mu
mesra
tanda
kasih
Aku
malu
by. haitami lubis
pancurbatu 'april 1987
Seruan iblis
Ciumlah bauku
Nikmati sorgaku
Tuhan itu tiada
yang ada ialah hayal
kau sembah
yang semu
Bukti aku Tuhanmu
aku berikan serakah
aku berikan ingkar
aku berikan zina
aku berikan semua kenikmatan
nyata kau terima
Firman itu hayalan
dengan janji yang muluk-muluk
kebaikan itu telah hilang
yang ada kemunafikan
Ini gaib!
By. Haitami Lubis
Pancurbatu ' Des. 1986
Nyanyian malam
Hati pernah berseru
berbisik disela dinding
dan terdengar nyanyian malam
juga rintihan hati menerangkan
Aku hidup di alam dosa
yang telah berhias lukisan nikmat
Aku telah hapus apa itu salah
yang telah usang dalam kamus
Hati bertanya
mengapa di alam dosa?
mengapa salah tiada?
sedangkan nyamuk sering kudengar
bersenandung lirih
Tentang bara api neraka
Apakah aku begini
karena aku suka
karena terpaksa?
Atau memang harus begini
Atau juga aku datang untuk begini
Aku lupa mengapa aku begini
dan sesal itu terkekang
terbelenggu ditapak kaki
yang setiap saat menggelitik
usik benakku
Ingin aku berpaling
tapi
ranjau itu diriku sendiri
By. Haitami Lubis
Pancurbatu 'Okt. 1986
berbisik disela dinding
dan terdengar nyanyian malam
juga rintihan hati menerangkan
Aku hidup di alam dosa
yang telah berhias lukisan nikmat
Aku telah hapus apa itu salah
yang telah usang dalam kamus
Hati bertanya
mengapa di alam dosa?
mengapa salah tiada?
sedangkan nyamuk sering kudengar
bersenandung lirih
Tentang bara api neraka
Apakah aku begini
karena aku suka
karena terpaksa?
Atau memang harus begini
Atau juga aku datang untuk begini
Aku lupa mengapa aku begini
dan sesal itu terkekang
terbelenggu ditapak kaki
yang setiap saat menggelitik
usik benakku
Ingin aku berpaling
tapi
ranjau itu diriku sendiri
By. Haitami Lubis
Pancurbatu 'Okt. 1986
Senin, 29 Juni 2015
Hidup
Aku tegak di atas kaki
berjalan dengan tegap
menantang taqdir dengan tegar
Dan badaipun berlalu
sirna dengan pancaran mata
Tegas dan keras
Aku tenggelam di dunia angan
bergelut dengan impian dan hayal
pandangan redup
terbuai angin sorga
dan syetan telah ada
di dua lengan
Pundak berat
kaki gemetar
Menuju hidup abadi
Dijalan yang berdebu
kaki hampir berhenti
Nafas sesak
hidung tersumbat
pandangan kabur
dan malampun sebentar
Embun menetes menyejukkan
hanya sebentar
Sirna ditelan surya
Diri mengeluh
hatipun resah
Bosan datang
Hidup ini neraka
Tapi dosa adalah sorga
Hentakan hidup bergetar
Terpaku dan tertegun
Dibalik derita ada bahagia
Yang terdampar sepi
dipuncak gunung perjuangan
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept. 1986
berjalan dengan tegap
menantang taqdir dengan tegar
Dan badaipun berlalu
sirna dengan pancaran mata
Tegas dan keras
Aku tenggelam di dunia angan
bergelut dengan impian dan hayal
pandangan redup
terbuai angin sorga
dan syetan telah ada
di dua lengan
Pundak berat
kaki gemetar
Menuju hidup abadi
Dijalan yang berdebu
kaki hampir berhenti
Nafas sesak
hidung tersumbat
pandangan kabur
dan malampun sebentar
Embun menetes menyejukkan
hanya sebentar
Sirna ditelan surya
Diri mengeluh
hatipun resah
Bosan datang
Hidup ini neraka
Tapi dosa adalah sorga
Hentakan hidup bergetar
Terpaku dan tertegun
Dibalik derita ada bahagia
Yang terdampar sepi
dipuncak gunung perjuangan
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept. 1986
Malam
Pagi itu aku kecap
hanya sebentar
Dan malam panjang
Semua membosankan
membuat hati pilu
sedih
dendam
Rindu!
Isyarat malam dan pagi
antar aku ingatkan dia
ketenangan yang hilang ditelan siang
Hanya sebentar saja !
By. Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept.1986
K E M A T I A N
Ada garis duka di ruang ini
dan hening menerpa hati
Alam bersenandung sendu
Tentang luka derita
Tawa riang sejak kecil
kasih sayang disanubari
Cahaya cinta dari tangannya yang kokoh
dan ajaran ketegaran hati
yang dapat sirnakan badai
tantangan
dengan tatapan mata
kini rapuh
kuyu
dihempas angin kematian
yang nyata
Ternyata diri belum sanggup
menantang taqdir
Hati merintih pedih
bernyanyi dengan tarian air mata
Senandung pilu menerpa dedaunan
Antar kepergiannya.
Bunga kamboja mekar
tersenyum pilu
terima dirinya dan berkata
"Tangismu sayangmu
sedihmu kasihmu
Ingat
hidup berakhir mati
Jumpa berakhir perpisahan"
Dan sepi datang lagi
iringi ucapan doa
Kini hanya ada goresan luka
tertancap sedikit lagi
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept.1986
dan hening menerpa hati
Alam bersenandung sendu
Tentang luka derita
Tawa riang sejak kecil
kasih sayang disanubari
Cahaya cinta dari tangannya yang kokoh
dan ajaran ketegaran hati
yang dapat sirnakan badai
tantangan
dengan tatapan mata
kini rapuh
kuyu
dihempas angin kematian
yang nyata
Ternyata diri belum sanggup
menantang taqdir
Hati merintih pedih
bernyanyi dengan tarian air mata
Senandung pilu menerpa dedaunan
Antar kepergiannya.
Bunga kamboja mekar
tersenyum pilu
terima dirinya dan berkata
"Tangismu sayangmu
sedihmu kasihmu
Ingat
hidup berakhir mati
Jumpa berakhir perpisahan"
Dan sepi datang lagi
iringi ucapan doa
Kini hanya ada goresan luka
tertancap sedikit lagi
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept.1986
Senandung cinta
Dan matamu bercerita
tentang ragu dan tahu
juga hayalmu tahu
Aku merindukanmu
Dan hatiku berucap latah
tentang cinta dan derita
juga hayalku katakan
Tentang ragumu di hatiku
Terlalu lama benteng itu tertutup
Intipan cinta menguak lebar
Dari matamu dan mataku
dan hati berucap pasti
Kau dan aku
Cinta dan ragu
juga khayal
impian
Ia katakan cinta kita ada
Dan hati telah mendesak
untuk akhiri sandiwara
dengan gapaian
Cinta dan sayang !
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept. 1986
tentang ragu dan tahu
juga hayalmu tahu
Aku merindukanmu
Dan hatiku berucap latah
tentang cinta dan derita
juga hayalku katakan
Tentang ragumu di hatiku
Terlalu lama benteng itu tertutup
Intipan cinta menguak lebar
Dari matamu dan mataku
dan hati berucap pasti
Kau dan aku
Cinta dan ragu
juga khayal
impian
Ia katakan cinta kita ada
Dan hati telah mendesak
untuk akhiri sandiwara
dengan gapaian
Cinta dan sayang !
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept. 1986
Kidung Rindu
Resah itu datang lagi
kepalakan hati dan benci
bertempur disanubari
Juga mata mendesak
untuk nikmati wajahmu lagi
Dan batin menjerit sadis
bercerita tentang derita
Juga mata telah kaku
bosan untuk mengenang
Hanya satu bisa menghapus
Siraman tatap matamu
yang teduh
kasih
dan lembut
Seketika hati tersentak
tawa terkekang keras
Hanya bingung
dan keresahan yang ada
juga diri mengutuk
Kau lelaki cengeng
Tapi...
diri berkata lantang
rinduku
gelisahku
resahku
Bukti cintaku yang dalam
yang bersair tentang
Kidung kerinduan
by Haitami Lubis
Pancurbatu 'Sept. 1986
Sabtu, 27 Juni 2015
Putra dan putra
Hitam legam tanah persada
letutusan api bunyi amarah
otot-otot kecil pasrahkan diri
pada Tuhan dan berdoa
kemenangan adalah darimu
"Allahu Akbar!"
Tanah suci berhias darah
ujung tombak bunyi amarah
derap kaki terbelenggu lincah berlari
Suara kematian tak terdengar
yang ada hanya ledakan
ledakan amarah
yang mencampakkan mereka untuk menentang
"Merdeka atau mati!"
Kini tiada lagi derita
darahpun sirna
yang ada hanya bayangan mereka
ayah bunda kita
yang melahirkan kita
ke alam merdeka
Kematian dan darah mereka
adalah bahagia kita
kini mereka tak dapat berucap lagi
hanya bisa menangis
lihat kita bahagia
Tetesan darah dan air matanya
merangkaikan seuntai sajak
Kau putraku
engkau generasiku
jangan kau nodai persada ini dengan darah hitam
perjuangan kami belum selesai
Dengan semangat yang kuat
tunjukkan pada kami
Bahwa kau benar-benar putraku
yang busa berjuang lebih dari aku
jangan hanya tafakur mengenangku
Tapi
bergeraklah mencapai cita-cita
adil dan makmur
dan bergerak cepat memajukan negeri kita
INDONESIA!
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Agustus 1986
letutusan api bunyi amarah
otot-otot kecil pasrahkan diri
pada Tuhan dan berdoa
kemenangan adalah darimu
"Allahu Akbar!"
Tanah suci berhias darah
ujung tombak bunyi amarah
derap kaki terbelenggu lincah berlari
Suara kematian tak terdengar
yang ada hanya ledakan
ledakan amarah
yang mencampakkan mereka untuk menentang
"Merdeka atau mati!"
Kini tiada lagi derita
darahpun sirna
yang ada hanya bayangan mereka
ayah bunda kita
yang melahirkan kita
ke alam merdeka
Kematian dan darah mereka
adalah bahagia kita
kini mereka tak dapat berucap lagi
hanya bisa menangis
lihat kita bahagia
Tetesan darah dan air matanya
merangkaikan seuntai sajak
Kau putraku
engkau generasiku
jangan kau nodai persada ini dengan darah hitam
perjuangan kami belum selesai
Dengan semangat yang kuat
tunjukkan pada kami
Bahwa kau benar-benar putraku
yang busa berjuang lebih dari aku
jangan hanya tafakur mengenangku
Tapi
bergeraklah mencapai cita-cita
adil dan makmur
dan bergerak cepat memajukan negeri kita
INDONESIA!
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Agustus 1986
Jumat, 26 Juni 2015
Masa depan
Disini aku menantang nasib
disini perjuanganku
disini langkahku
untuk menujumu
Langkah letih mencapaimu
Tiap kali aku bertanya
Adakah bahagiaku?
Sanggupkah aku mencapaimu?
Sementara darah bercecer
menyusulmu
Tiap kali tantangan aku patahkan
godaan aku singkirkan
namun aku tahu
perjalanku belum seberapa
Masa depanku masih kelabu
Hari depanku belum ku tahu
sementara peluh bercecer
mengejarmu
Pasti !
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Juli 1986
aku
aku
Aku lupa diriku
Aku lupa diriku
Aku lupa wajahku
Cermin-cermin pecah berserakan
untuk menyenter diriku
Siapa aku?
aku
Aku lupa dimana aku
sedang pandanganku kelabu
juga diriku limbung
Kucoba untuk tegap
untuk tahu
Dimana aku?
aku
Aku tak tahu sedang apa aku
sedang diriku sendiri aku tak tahu
juga aku lupa dimana aku
apa lagi untuk tahu apa tujuanku
Tujuan hidupku
Lelah aku berjalan
geger aku mengingat
gila aku menanyakan
pada apa saja yang kutemui
untuk tahu
siapa aku
dimana aku
dan apa tujuanku
aku lelah
Dari balik malam kulihat cahaya
pagi cerah membara
nyanyian burung merdu
membawa pesan tentang kebahagian
titik tuju arah hidup
aku
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Juli 1986
Bukalah pintu hatimu
Kau diam dalam tawaku
Senyummu itu bahagiaku
Engkau yang aku puja
Gadis manis berambut panjang
Senyummu itu bahagiaku
Engkau yang aku puja
Gadis manis berambut panjang
Sifat acuhmu itu
menyembunyikan cinta disisi kupingmu
Rasa simpati
kau simpan dibalik katamu
sesungguhnya
kau menyintaiku
Gadis
Bukalah pintu hatimu
bukalah kenyataan
agar aku dapat berteduh
dari hati yang resah
menunggu kasih sayangmu
Gadis
Aku cinta kamu
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Juli 1986
Filmnya Tuhan
Kehidupan dengan corak-coraknya yang hitam
manusia hidup dengan cara persaingan
tiada lagi rasa persaudaraan
semua egois
memangsa siapa saja
bila berhasil dia tertawa
sementara korbannya menangis pilu
Kehidupan dengan corak-coraknya yang hitam
manusia hidup dengan cara persaingan
tiada lagi rasa persaudaraan
hidup seperti di dalam hutan
yang kuat menindas yang lemah
tiada lagi keadilan dan kebenaran
dosa dan salam telah tiada
semua sirna entah kemana
Kehidupan dengan corak-coraknya yang putih
Terselip sepi di ujung awan
Kita hidup dalam filmnya Tuhan
kadang tertawa dan menangis
itu skenario filmnya
kamera malaikat memotret
Kiamat akhir segalanya
dan akhirat pemutaran acting kita
lalu ada dua hadiah
Surga atau neraka
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Juni 1986
manusia hidup dengan cara persaingan
tiada lagi rasa persaudaraan
semua egois
memangsa siapa saja
bila berhasil dia tertawa
sementara korbannya menangis pilu
Kehidupan dengan corak-coraknya yang hitam
manusia hidup dengan cara persaingan
tiada lagi rasa persaudaraan
hidup seperti di dalam hutan
yang kuat menindas yang lemah
tiada lagi keadilan dan kebenaran
dosa dan salam telah tiada
semua sirna entah kemana
Kehidupan dengan corak-coraknya yang putih
Terselip sepi di ujung awan
Kita hidup dalam filmnya Tuhan
kadang tertawa dan menangis
itu skenario filmnya
kamera malaikat memotret
Kiamat akhir segalanya
dan akhirat pemutaran acting kita
lalu ada dua hadiah
Surga atau neraka
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Juni 1986
Senandung malam
Suara musik sumbang
iringi mereka berdansa
secangkir alkohol
iringi gairah mereka
Semua gaya-gaya kalori
yang siap membakar diri
Suara tawa iringi kegerahan
tawa wanita
disisi gairah pria
Saling berpacu memburu nafsu
Ceceran peluh membakar suasana
Kini tinggal desah nafas
Desah nafas saling kejar
buru memburu mengejar mangsa
Desah nafas di kamar remang
bercerita tentang kenikmatan malam
Alunan senandung malam
Penuh noda dan dosa
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Mei 1986
iringi mereka berdansa
secangkir alkohol
iringi gairah mereka
Semua gaya-gaya kalori
yang siap membakar diri
Suara tawa iringi kegerahan
tawa wanita
disisi gairah pria
Saling berpacu memburu nafsu
Ceceran peluh membakar suasana
Kini tinggal desah nafas
Desah nafas saling kejar
buru memburu mengejar mangsa
Desah nafas di kamar remang
bercerita tentang kenikmatan malam
Alunan senandung malam
Penuh noda dan dosa
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Mei 1986
Melodi Kehidupan
Cerita angin pada daun
manusia seperti air
singgah menerpa karang
saling kejar mendahului
benturkan diri ke alam kasar.
Bisikan daun pada awan
manusia seperti hujan
berlomba saling jatuh
saling bentur
dan masuk ke alam gelap.
Obrolan katak pada burung
manusia seperti uwap
berlomba cepat naik ke atas
saling menghitamkan diri
dan jatuh ke alam dosa
Dan dentuman hati
timbulkan tanya
Benarkah itu ?
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Mei 1986
manusia seperti air
singgah menerpa karang
saling kejar mendahului
benturkan diri ke alam kasar.
Bisikan daun pada awan
manusia seperti hujan
berlomba saling jatuh
saling bentur
dan masuk ke alam gelap.
Obrolan katak pada burung
manusia seperti uwap
berlomba cepat naik ke atas
saling menghitamkan diri
dan jatuh ke alam dosa
Dan dentuman hati
timbulkan tanya
Benarkah itu ?
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'Mei 1986
Minggu, 21 Juni 2015
Gelap dan Hitam
Wajah-wajah pelastik
menghias muka siang
senyum-senyum palsu
melukis tanah berpasir
Semua membosankan
Semua menjemukan
Rasa simpati telah hilang
Rasa persaudaraan musnah
Binatang liar berwajah cantik
Ingin aku tiinggalkan semua
pergi ke belantara
di sana banyak nyanyian
Ingin aku musnahkan semua
tapi semua mereka setuju
hidup dilumpur pekat
tanpa ada kesucian
diri yang memang kotor
Aku ingin bertemu malam
agar dapat menjerit sekuatku
untuk lepaskan kebencian
dan dapat bercumbu dengan jangkrik
Tertawa dengan katak
dan dapat bernyanyi dengan burung
juga dapat berbicara dengan alam
"Bahwa terangnya siang
gelap dan hitam"
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'April 1986
menghias muka siang
senyum-senyum palsu
melukis tanah berpasir
Semua membosankan
Semua menjemukan
Rasa simpati telah hilang
Rasa persaudaraan musnah
Binatang liar berwajah cantik
Ingin aku tiinggalkan semua
pergi ke belantara
di sana banyak nyanyian
Ingin aku musnahkan semua
tapi semua mereka setuju
hidup dilumpur pekat
tanpa ada kesucian
diri yang memang kotor
Aku ingin bertemu malam
agar dapat menjerit sekuatku
untuk lepaskan kebencian
dan dapat bercumbu dengan jangkrik
Tertawa dengan katak
dan dapat bernyanyi dengan burung
juga dapat berbicara dengan alam
"Bahwa terangnya siang
gelap dan hitam"
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'April 1986
I N G K A R
Suara alam disekitarku
saling berbisik mengejekku
"Kau manusia kalah"
Sementara burung malam bertepuk
gembira
menang
"Ternyata dia temanku"
Tetesan embun bagai ludahan alam
Udara sejuk
Hidung tersumbat
Sesak
Panas
Seakan mereka menyiksaku
Suara jengkrik menusuk hati
sementara bisikan alam menghina
senandung burung tak wajar
isyarat mereka menunjukku
"Kau ingkar"
Mereka sadarkan aku
bukan wajah cantik buat bahagia
bukan kaya buat keseangan
bukan pangkat bikin aman
Semua tak dapat tenteramkan hati
"Tuhan aku tinggalkan Engkau
Aku berpaling
aku tiadakan Engkau
Aku kembali lagi"
Doa kupanjatkan
"Ya Allah ya, Tuhanku
tentramkan hati
terangi langkah
Aku manusia yang lemah
LA HAWLA WALA KUWWATA ILLA BILLAH"
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'April 1986
saling berbisik mengejekku
"Kau manusia kalah"
Sementara burung malam bertepuk
gembira
menang
"Ternyata dia temanku"
Tetesan embun bagai ludahan alam
Udara sejuk
Hidung tersumbat
Sesak
Panas
Seakan mereka menyiksaku
Suara jengkrik menusuk hati
sementara bisikan alam menghina
senandung burung tak wajar
isyarat mereka menunjukku
"Kau ingkar"
Mereka sadarkan aku
bukan wajah cantik buat bahagia
bukan kaya buat keseangan
bukan pangkat bikin aman
Semua tak dapat tenteramkan hati
"Tuhan aku tinggalkan Engkau
Aku berpaling
aku tiadakan Engkau
Aku kembali lagi"
Doa kupanjatkan
"Ya Allah ya, Tuhanku
tentramkan hati
terangi langkah
Aku manusia yang lemah
LA HAWLA WALA KUWWATA ILLA BILLAH"
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'April 1986
Sabtu, 20 Juni 2015
CERITA ALAM
Nafas pendek kemenangan
Dengkur malam di kursi lapuk
Wajah tersenyum tanpa susah
Mata terpejam didingin malam
Suara alam saling berbisik
"Dia lelaki malang"
Wajah tua ditempa alam
Garis muka menggambarkan
Dia tidak menyesal
putus asa
Gairah hidup tergambar dirambutnya
Merah tembaga dibakar mentari
Tangan yang kurus penuh otot
Kaki yang kecil
telapaknya yang besar
Isyaratkan perjalannya yang pahit
Dengkurnya merdu
Nafasnya tenang
Badannya kurus terlentang
Diterpa angin sorga
Ia bermimpi
"Tuhan sutradara
Ia ciptakan manusia bermacam kejadian
Dunia ini sandiwara
Aku berperan manusia kardus
Aku berhasil
Peranku kuhayati"
"Dunia abadiku di Sorga"
Dia tertawa
Bangun dan bingung
Sementara benak bekerja
"Aku bermimpi"
Langkah pasti pergi menuju kehidupan baru!
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'April 1986
Dengkur malam di kursi lapuk
Wajah tersenyum tanpa susah
Mata terpejam didingin malam
Suara alam saling berbisik
"Dia lelaki malang"
Wajah tua ditempa alam
Garis muka menggambarkan
Dia tidak menyesal
putus asa
Gairah hidup tergambar dirambutnya
Merah tembaga dibakar mentari
Tangan yang kurus penuh otot
Kaki yang kecil
telapaknya yang besar
Isyaratkan perjalannya yang pahit
Dengkurnya merdu
Nafasnya tenang
Badannya kurus terlentang
Diterpa angin sorga
Ia bermimpi
"Tuhan sutradara
Ia ciptakan manusia bermacam kejadian
Dunia ini sandiwara
Aku berperan manusia kardus
Aku berhasil
Peranku kuhayati"
"Dunia abadiku di Sorga"
Dia tertawa
Bangun dan bingung
Sementara benak bekerja
"Aku bermimpi"
Langkah pasti pergi menuju kehidupan baru!
By Haitami Lubis
Pancurbatu 'April 1986
Kamis, 18 Juni 2015
TUJUAN
Kulepas hayal digelap malam
berkeliaran di sudut sepi
Bersama senandung jangkrik di sisi rumput
isaratkan ia turut bercerita
Perjalananmu belum seberapa
Kuberjalan menembus gelap
tiada setitik cahaya menerangi langkah
Langkah terasa sakit dan berat
isyaratkan tujuan sangat jauh
Sementara langkah tak lagi tegap
Kucium harum kembang gelap
menusuk hidung yang hampir tak sanggup
menarik panjang nafas harapan
yang jauh terbenam di tanah gersang
untuk dihirup buat kedamaian
Hati yang galau penuh noda
Kulayangkan pandang jauh ke depan
Kulalui jalan penuh berbatu
Dipersimpangan
langkah kecil dan lelah
asa mulai bergetar
Isyaratkan aku hampir tak sanggup
untuk mencapaimu lagi
Ketentraman hidup !
* Kutarik nafas kuda perang
menghentak menembus rintangan
menghempas medan juang
Biar siang berpeluh-peluh
Biar malam berletih-letih
Agar pagi cerah memerah keraih!
By Haitami Lubis
Pancurbatu April 1986
*Medan Juni 2015
berkeliaran di sudut sepi
Bersama senandung jangkrik di sisi rumput
isaratkan ia turut bercerita
Perjalananmu belum seberapa
Kuberjalan menembus gelap
tiada setitik cahaya menerangi langkah
Langkah terasa sakit dan berat
isyaratkan tujuan sangat jauh
Sementara langkah tak lagi tegap
Kucium harum kembang gelap
menusuk hidung yang hampir tak sanggup
menarik panjang nafas harapan
yang jauh terbenam di tanah gersang
untuk dihirup buat kedamaian
Hati yang galau penuh noda
Kulayangkan pandang jauh ke depan
Kulalui jalan penuh berbatu
Dipersimpangan
langkah kecil dan lelah
asa mulai bergetar
Isyaratkan aku hampir tak sanggup
untuk mencapaimu lagi
Ketentraman hidup !
* Kutarik nafas kuda perang
menghentak menembus rintangan
menghempas medan juang
Biar siang berpeluh-peluh
Biar malam berletih-letih
Agar pagi cerah memerah keraih!
By Haitami Lubis
Pancurbatu April 1986
*Medan Juni 2015
Langganan:
Postingan (Atom)